Menurut hasil survei Global Software Survey 2018 yang dilakukan oleh Business Software Alliance (BSA), sebanyak 83% perusahaan di Indonesia ditemukan masih menggunakan software ilegal atau bajakan.
Angka ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan tingkat penggunaan software ilegal tertinggi di tingkat perusahaan, dibandingkan dengan rata-rata di kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik yang hanya mencapai 57%.
Penggunaan software ilegal membawa risiko terinfeksi malware, yang dapat mengancam keamanan privasi dan data pribadi pelanggan. Data pribadi yang disimpan di sistem komputer perusahaan menjadi rentan terhadap serangan siber.
Bahaya Menggunakan Software Bajakan
Menggunakan software bajakan memiliki beberapa risiko dan dampak negatif yang perlu dipertimbangkan. Berikut adalah beberapa bahaya yang mungkin terkait dengan penggunaan software bajakan:
1. Pelanggaran Hukum
Mengunduh atau menggunakan software tanpa izin pemiliknya melanggar hak cipta dan aturan hukum. Ini dapat menyebabkan tuntutan hukum, denda, atau bahkan hukuman penjara, tergantung pada undang-undang di negara Anda.
2. Ketidakstabilan dan Kerentanan
Software bajakan sering tidak mendapatkan dukungan resmi dari pengembang, seperti pembaruan keamanan atau perbaikan bug. Ini membuat sistem rentan terhadap serangan keamanan dan dapat menyebabkan kerentanannya dieksploitasi.
3. Kehilangan Dukungan dan Pembaruan
Pemilik software resmi menyediakan dukungan teknis dan pembaruan perangkat lunak. Dengan menggunakan versi bajakan, Anda kehilangan akses ke layanan ini, yang dapat merugikan keamanan dan kinerja sistem Anda.
4. Potensi Infeksi Malware
Software bajakan sering disertai dengan risiko mengandung malware atau virus. Pengembang software bajakan dapat menanamkan kode berbahaya, yang dapat merusak sistem Anda atau mencuri data pribadi.
5. Dampak pada Pengembangan Software
Pengembangan software memerlukan sumber daya, waktu, dan upaya. Menggunakan software bajakan dapat mengurangi insentif bagi pengembang untuk terus menghasilkan produk berkualitas karena mereka kehilangan pendapatan yang seharusnya diperoleh dari penjualan lisensi.
6. Ketidaksetaraan dalam Kompetisi Bisnis
Bisnis yang menggunakan software bajakan dapat memiliki keuntungan yang tidak adil dalam kompetisi dengan bisnis-bisnis lain yang mematuhi hukum dan membayar lisensi dengan sah. Ini dapat menciptakan ketidaksetaraan dalam pasar.
7. Kemungkinan Sanksi Bisnis
Beberapa perusahaan memiliki kebijakan yang melarang penggunaan software bajakan. Jika perusahaan atau organisasi Anda tertangkap menggunakan software bajakan, ini dapat mengakibatkan sanksi serius, seperti kehilangan reputasi atau denda yang substansial.
Untuk menghindari risiko ini, disarankan untuk selalu menggunakan software secara legal dengan membeli lisensi resmi dari pemiliknya. Ini bukan hanya membantu dalam menjaga keamanan dan stabilitas sistem Anda tetapi juga mendukung pengembangan perangkat lunak yang berkelanjutan.
Perangkat Lunak Bajakan Sangat Riskan Dibobol
Sejak peristiwa awal 2020, Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri bekerja sama dengan Interpol berhasil menangkap tiga tersangka dalam kasus peretasan terhadap 12 situs e-commerce. Para ahli keamanan siber menduga bahwa kelompok yang sama mungkin terlibat dalam pencurian dana kartu kredit di 571 toko online di berbagai negara.
Dalam konteks Indonesia, kasus-kasus pembobolan sering kali menarik perhatian publik karena melibatkan tokoh terkenal atau memiliki unsur sensasional. Namun, kenyataannya, masih banyak kasus pembobolan yang belum terungkap, yang pada akhirnya berdampak pada orang-orang biasa seperti kita,” ungkap Damar.
Damar menegaskan bahwa perusahaan yang masih bergantung pada perangkat lunak ilegal sebenarnya seperti bom waktu yang siap dibobol.
Sarno Wijaya, Direktur Teknologi Informasi Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual, juga menyatakan bahwa kegagalan dalam mengatasi penggunaan software bajakan dapat memicu penyebaran malware. Menurutnya, perangkat lunak ilegal yang tidak mendapat pembaruan akan menjadi celah bagi serangan malware.
Peralihan ke perangkat lunak resmi dapat mengurangi penggunaan software bajakan dan mengurangi risiko pelanggaran data. Penting untuk tidak mengorbankan data pelanggan yang disimpan di perusahaan.
“Saatnya bagi para CEO di Indonesia untuk secara proaktif memastikan bahwa mereka melakukan segala yang mereka bisa untuk melindungi data konsumen, dan salah satu langkahnya adalah dengan menggunakan perangkat lunak yang resmi,” ujarnya.