E-Wallet atau dompet digital saat ini banyak sekali memberikan manfaat bagi masyarakat di Indonesia. Selain memudahkan transaksi secara digital, dompet digital juga kerap digunakan masyarakat Indonesia untuk menyimpan uang.
Terlebih dengan semakin menjamurnya berbagai dompet digital di Tanah Air yang memberikan sederet kemudahan bagi aktivitas pembayaran masyarakat.
Hal ini pula yang membuat para penyedia layanan finansial teknologi (fintech) menerapkan biaya administrasi untuk para penggunanya saat melakukan top up dari uang tunai ke non tunai.
Lantas seperti apa perbandingan biaya top up di masing-masing E-Wallet atau dompet digital saat ini?
1. ShopeePay
Menurut hasil survei konsumen yang dilakukan oleh Snapcart selama Kuartal I tahun 2021, ShopeePay merupakan sistem pembayaran yang paling banyak digunakan, yaitu 71% dari total responden, dibandingkan dengan E-Wallet lainnya.
Saat ini ShopeePay menawarkan biaya administrasi pengisian saldo yang paling rendah sebesar Rp 500 saat dilakukan melalui transfer bank atau melalui virtual account.
Biaya tersebut langsung dipotong dari saldo bank. Sehingga jumlah saldo yang diterima sesuai dengan nominal top up (berlaku untuk top up dari bank BCA, Mandiri, dan BRI).
Sementara itu, pengisian saldo ShopeePay melalui Indomaret, Alfamart, BCA OneKlik, ataupun Seabank tidak dikenakan biaya administrasi.
2. GoPay
Layanan dompet digital ini dimiliki oleh perusahaan Gojek, yang terkenal luas dengan jasa transportasi GoRide dan GoCar-nya.
Sama seperti dompet digital lainnya, GoPay pun dapat digunakan untuk melakukan transaksi di toko-toko offline maupun online.
Untuk mengisi saldo GoPay melalui transfer bank atau mobile banking, pengguna dikenakan biaya administrasi sebesar Rp1.000, dengan minimal pengisian saldo sebesar Rp10.000.
Alfamart dan Indomaret juga bisa menjadi opsi untuk pengisian saldo GoPay dengan biaya administrasi sebesar Rp 2.000.
Selain itu, pengguna yang ingin melakukan top up saldo GoPay melalui jaringan ATM bersama akan dikenakan biaya dengan kisaran Rp 5.000 – Rp 7.000.
Adapun untuk isi ulang GoPay melalui transfer bank atau mobile banking dengan satu jaringan akan dikenakan biaya Rp 1.000, biaya ini juga sama dengan isi ulang melalui ATM dengan satu jaringan bank.
3. OVO
Diluncurkan pada tahun 2017, OVO menjadi salah satu dompet digital yang digunakan secara luas oleh masyarakat Indonesia.
Dengan promo cashback yang sering diberikan, tentu sangat menarik perhatian masyarakat, terutama bagi pelajar dan mahasiswa. OVO juga merupakan layanan dompet digital yang terintegrasi dengan aplikasi Grab.
Diketahui, top up saldo OVO dapat dilakukan melalui berbagai cara seperti ATM dan mobile banking, yang dikenakan biaya administrasi mulai dari Rp 1.000 sampai Rp 1.500, tergantung bank yang dipakai.
Sebelumnya, biaya tersebut dipotong dari saldo bank, namun kini biaya administrasi langsung dipotong dari saldo OVO setelah pengisian atau top up dilakukan.
Penggunaan kartu debit juga dapat dilakukan di aplikasi OVO dengan biaya administrasi 2% dari total pembelanjaan.
4. MotionPay
MotionPay yang sebelumnya dikenal sebagai SpinPay, merupakan layanan dompet digital milik MNC Group yang paling baru memasuki persaingan pasar.
Sama seperti GoPay dan OVO, MotionPay menetapkan biaya administrasi sebesar Rp 1.000 saat melakukan top up melalui ATM dan mobile banking di bank selain MotionBank. Top up tanpa biaya hanya dapat dilakukan oleh nasabah bank milik MNC Group tersebut.
Demikian perbandingan beberapa layanan dompet digital yang sedang bersaing di Indonesia. Masing-masing dari mereka memiliki keuntungannya tersendiri. Jadi, dompet digital yang mana yang menjadi pilihan kamu?